Sunday, January 8, 2017

Published 10:21 AM by with 0 comment

Arthropoda

ARTHROPODA

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
Superfilum : Ecdysozoa
Filum : Arthropoda

  Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan mencakup serangga, laba laba, udang, lipan dan jenis hewan lainnya. Arthropoda biasa ditemukan di air laut, air tawar, darat dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani "arthro" yang berarti "ruas, buku atau segmen" dan "pous (podos)" yang berarti "kaki", yang jika disatukan berarti "kaki berbuku buku atau kaki beruas".

  Arthropoda adalah Invertebrata yang memiliki exoskeleton (kerangka luar), tubuh tersegmentasi, dan pelengkap bersendi (appendage). Arthropoda membentuk filum yang meliputi Insect (serangga), Arachnida, Myriapoda dan Krustasea. Karakteristik arthropoda ditandai dengan tungkai bersendi dan kulit ari (kutikula) yang terbuat dari kitin, yang sering memineralisasi dengan kalsium karbonat. Rancangan tubuh arthropoda terdiri segmen yang masing masing dilengkapi dengan sepasang appendages. Kutikula yang kaku menghambat pertumbuhan sehingga arthropoda mengantinya secara berkala dengan moulting (ganti kulit).

  Rongga internal yang utama pada arthropoda adalah hemocoel, yang menampung organ internal mereka dan melalui hemolimfa mereka mengarahkan peredaran darah. Mereka memiliki sistem peredaran darah terbuka. Seperti bagian luar mereka, organ organ internal arthropoda umumnya dibangun dari segmen yang diulang. Sistem saraf mereka seperti tangga, dengan tali saraf ventral dipasangkan dan berjalan melalui semua segmen dan membentuk ganglia yang dipasangkan di setiap segmen. Kepala mereka dibentuk oleh perpaduan dari berbagai banyak segmen dan otak mereka dibentuk oleh perpaduan dari ganglia segmen ini dan mengelilingi esofagus (kerongkongan). Sistem pernafasan dan pengeluaran (excretory) arthropoda bervariasi tergantung pada lingkungan mereka seperti pada subfilum mana mereka berasal.

  Penglihatan mereka tergantung pada berbagai kombinasi mata majemuk dan ocelli (mata tunggal) yang berbentuk mangkuk pigmen. Pada kebanyakan spesies ocelli hanya dapat mendeteksi arah dari sumber cahaya dan mata majemuk adalah sumber informasi utama, tetapi mata utama pada laba laba adalah ocelli yang dapat membentuk gambar bayangan, dalam beberapa kasus bisa berputar untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyaknya setae (bulu) yang keluar melalui kutikula mereka. Metode reproduksi arthropoda beragam, semua spesies darat menggunakan pembuahan dalam, tetapi sering dilakukan dengan memindahkan langsung sperma melalui tanah. Spesies air mengunakan pembuahan dalam maupun pembuahan luar. Hampir semua arthropoda bertelur tetapi kalajengking melahirkan setelah telurnya menetas didalam tubuh induknya.

Subfilum dan Classes
  Arthropoda umumnya diklasifikasikan dalam 5 Subfilum yang salah satunya telah punah.
  • Trilobitomorpha (sekitar 17.000 fosil diketahui pernah hidup pada zaman paleozoikum)
   Adalah kelompok yang terdiri atas banyak spesies laut yang telah punah dalam peristiwa kepunahan Perm-Trias.
Kelas Trilobitomorpa dibagi menjadi:
     1. Trilobita
   Trilobit atau Trilobita dalam bahas Inggris "three lobes" yang berarti "tiga lobus". Kelompok ini merupakan salah satu kelompok arthropoda paling awal. Trilobit pertama kali muncul dalam catatan fosil pada masa Atdabania awal periode kambrium (521 juta tahun lalu).
  • Chelicerata (lebih dari 100.000 spesies telah terdeskripsikan)
   Meliputi kepiting tapal kuda, laba laba, tungau, kalajengking dan organisme lain yang terkait. Mereka dicirikan oleh adanya kalisera, yaitu pelengkap tambahan tepat diatas/didepan mulut. Kalisera pada kalajengking tampak seperti cakar kecil yang digunakan untuk makan, tetapi pada laba laba telah dikembangkan menjadi taring untuk menyuntikan racun.
Kelas Chelicerata dibagi menjadi:
     1. Arachnida
   Semua arachnida memiliki 8 kaki, meskipun sepasang kaki depan dibeberapa spesies telah dikonversi sebagai fungsi sensorik, sedangkan pada spesies lain, sebagai pelengkap yang berbeda dapat tumbuh cukup besar untuk ditampikan sebagai sepasang kaki ekstra. Istilah arachnida berasal dari bahasa Yunani "arachne" yang berarti "laba laba". Laba laba adalah urutan terbesar dikelas ini. Hampir semua arachnida hidup terestrial (diatas tanah) di darat, namun beberapa menghuni lingkungan air tawar dan lingkungan air laut.
     2. Merostomata
   Adalah kelas dari filum arthropoda dan subfilum chelicerata yang meliputi Eurypterida (kalajengking laut) yang telah punah dan Xiphosura (kepiting tapal kuda) yang masih ada hingga sekarang. Nama merostomata berasal dari bahasa Yunani "meros" yang berarti "paha" dan "stoma" yang berarti "mulut", mengacuh pada hewan dengan mulut terletak di dekat garis tengah badan mereka, tetapi dengan kaki berenang yang terletak jauh dari pusat.
     3. Pycnogonida
   Laba laba laut juga disebut pantopoda adalah arthropoda laut dari kelas pycnogonida. Mereka kosmopolitan, ditemukan di laut terutama laut Mediterania dan Karibia, serta samudera Arktik dan Antarktika. Ada lebih dari 1.300 spesies diketahui, mulai dari ukuran 1 milimeter (0,039 in) sampai lebih dari 90 centimeter (35 in) pada beberapa perairan yang dalam. Sebagian besar ukurannya relatif kecil yang hidup di daerah perairan dangkal, tetapi mereka dapat tumbuh menjadi cukup besar di perairan Antarktika.
  • Myriapoda (lebih dari 13.000 spesies)
   Myriapoda adalah subfilum dari arthropoda yang meliputi kaki seribu, lipan dan lain-lain. Sebagian besar spesies ini hidup di atas tanah (Terestrial). Seperti namanya myriapoda ("myrias" artinya "banyak" dan "podos" artinya "kaki") terkenal karena memiliki banyak kaki. Jumlah kaki myriapoda bervariasi antar spesies, beberapa spesies memiliki kurang dari selusin kaki, sementara yang lainnya memiliki ratusan kaki.
Kelas Myriapoda dibagi menjadi:
     1. Chilopoda
   Centipedes atau Lipan atau Kelabang (dari bahas Latin "centi" artinya "seratus" dan "pes, pedis" artinya "kaki") adalah arthropoda dari kelas chilopoda dari subfilum myriapoda. Tubuh mereka memanjang dengan kumpulan ruas/segmen (metamerism) dan di setiap segmen terdapat sepasang kaki. Lipan memiliki jumlah kaki bervariasi mulai dari 30 sampai 354. Lipan selalu memiliki sepasang kaki dengan jumlah ganjil. Oleh karena itu, tidak ada lipan yang memiliki tepat 100 kaki. Lipan dikenal sangat berbisa dan sering menyuntikan racun yang dapat melumpuhkan. Kebanyakan lipan adalah karnivora.
     2. Diplopoda
   Milipedes atau Kaki seribu adalah kelompok arthropoda dengan karakteristik memiliki dua pasang kaki bersendi pada setiap segmen tubuhnya. Mereka dikenal secara ilmiah sebagai kelas diplopoda. Setiap segmen dengan pasang kaki ganda adalah hasil dari penggabungan dua segmen tunggal. Kebanyakan milipede memiliki badan pipih dengan lebih dari 20 segmen, sementara Pill Milipedes (Oniscomorpha) lebih pendek dan dapat menggulung tubuhnya menjadi bola. Meskipun nama "milipede"  berasal dari bahasa Latin yang artinya "ribuan kaki", tidak ada spesies yang dikenal memiliki 1000 kaki, dalam catatan rekor kaki terbanyak dimiliki oleh Illacme Plenipes dengan 750 kaki.
     3. Pauropoda
   Pauropoda berbentuk kecil, pucat dan memiliki banyak kaki seperti arthropoda. Mereka membentuk Order Pauropodina. Memilik kelas monotypic paurodopa. Mereka tampak seperti centipede, tetapi kemungkinan masuk kelompok saudara milipede. Pauropoda berasal dari bahasa Yunani "pauro" yang berarti "beberapa" dan "podos" yang berarti "kaki".
     4. Synphyla
   Symphylan juga dikenal sebagai lipan taman dan kelabang semu, adalah arthropoda yang hidup di darat dari kelas synphyla dan subfilum myriapoda. Symphylan menyerupai kelabang, tapi lebih kecil dan bertubuh transparan. Mereka bisa bergerak dengan cepat melalui pori pori antara partikel tanah dan biasa ditemukan di kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi tumbuhan yang membusuk, tetapi bisa membahayakan pertanian karena dapat mengkonsumsi biji, akar dan rambut akar di dalam tanah.
  • Hexapoda (lebih dari 1 juta spesies)
   Subfilum Hexapoda (dari bahasa Yunani "hexa" yang artinya "enam" dan "podos" yang artinya "kaki") merupakan spesies arthropoda dengan jumlah terbesar, termasuk didalamnya serangga (insecta) serta 3 kelompok yang lebih kecil dari arthropoda bersayap (entognatha), yaitu Collembola, Protura dan Diplura (sebelumnya dianggap serangga). Collembola (springtails atau ekor pegas) sangat melimpah dilingkungan darat (terestrial). Pemberian nama hexapoda karena mereka memiliki keistimewaan yang khas, yaitu penguatan toraks dengan tiga pasang kaki. Kebanyakan arthropoda lainnya memiliki lebih dari tiga pasang kaki.
Kelas Hexapoda dibagi menjadi:
     1. Insecta
   Insects (dari bahasa Latin "insectum", dalam bahasa Yunani "entomon" yang berarti "potong menjadi beberapa bagian") adalah arthropoda kelas Insecta dari subfilum hexapoda yang memiliki exoskeleton chitinous, tiga bagian tubuh yaitu kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen), tiga pasang kaki bersendi, mata majemuk dan sepasang antena. Mereka adalah kelompok hewan paling beragam di planet ini, lebih dari satu juta spesies telah diidentifikasi dan mewakili lebih dari setengah dari semua organisme yang hidup yang diketahui. Jumlah spesiesnya diperkirakan antara enam sampai sepuluh juta dan berpotensi mewakili lebih dari 90% dari bentuk kehidupan hewan yang berada di Bumi. Serangga dapat ditemukan dihampir semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil spesies yang hidup di laut.
     2. Entognatha
  Entognatha adalah kelas arthropoda bersayap (ametabolous) bersama dengan serangga (insecta) membuat subfilum hexapoda. Entognatha adalah apterous, yang berarti mereka tidak memiliki sayap. Kelas ini mencakup 3 ordo, yaitu collembola, protura dan diplura, yang kebanyakan hidup di dalam tanah dan berperan sebagai pemakan bahan organik (detritivora).
  • Krustasea (sekitar 67.000 spesies)
   Krustasea (Crustacea) adalah subfilum dari arthropoda yang membentuk takson beragam meliputi hewan yang sangat familiar seperti kepiting, lobster, udang karang, udang, krill, kutu kayu dan teritip. Berkat studi filogenetik mulekuler disepakati bahwa kelompok krustasea adalah paraphyletic, yaitu kelompok organisme yang paling baru dari nenek moyang yang sama tetapi tidak mengandung semua keturunan dari nenek moyang. Dengan kata lain, beberapa krustasea lebih terkait erat dengan insecta dan hexapoda.
Kelas Krustasea dibagi menjadi:
     1. Thylacocephala
   Thylacocephala (dari bahasa Yunani "thylakos" yang berarti "kantung" dan "orcephalon" yang berarti "kepala") adalah kelompok arthropoda unik yang telah punah dan kemungkinan berkaitan erat dengan krustasea. Kelas mereka memiliki sejarah penelitian singkat, yang telah dilakukan pada awal tahun 1980. Fosil paling awal diperkirakan berasal dari periode kambrium (Cambrian). Kelompok thylacocephala bertahan sampai periode kapur (Cretaceous). Di luar itu, masih ada banyak ketidakpastian mengenai aspek aspek fundamental dari anatomi, kehidupan dan hubungan dengan Krustasea.
     2. Branchiopoda
   Branchiopoda adalah arthropoda kelas krustasea, yang terdiri dari peri udang (Fairy Shrimp), kerang udang (Clam Shrimp), Clasocera, Notostraca dan Devonian Lepidocaris. Mereka sebagian besar berukuran kecil, hewan air tawar yang memakan plankton dan detritus.
     3. Remipedia
   Remipedia adalah kelas krustasea buta yang ditemukan di akuifer pantai yang mengandung larutan garam air tanah, dengan populasi yang telah diidentifikasi berada hampir di setiap cekungan laut sejauh penyelidikan, termasuk di Australia, Laut Karibia dan Samudera Atlantik. Studi genetik telah menyatakan bahwa remipedia adalah krustasea yang paling dekat dengan insecta (serangga), begitu dekatnya sehingga mereka dan serangga dapat dianggap sebagai kelompok saudara untuk semua krustasea lainnya.
     4. Cephalocarida
   Cephalocarida adalah kelas dalam subfilum krustasea yang terdiri hanya 12 spesies di laut. Mereka ditemukan pada tahun 1955 oleh Howard L. Sanders dan sering disebut udang tapal kuda. Mereka telah dikelompokan bersama dengan remipedia di clade Xenocarida. Meskipun tidak ada catatan fossil cephalocarida yang pernah ditemukan. Banyak ahli percaya bahwa mereka termasuk spesies primitif di kalangan krustasea.
     5. Maxillopoda
   Maxillopoda adalah kelas beragam krustasea yang termasuk didalamnya meliputi teritip, copepoda dan sejumlah hewan terkait. Kecuali teritip, maxillopoda sebagian besar berukuran kecil, termasuk arthropoda terkecil yang kita kenal, yaitu Stygotantulus Stocki.
     6. Ostracoda
   Ostracoda adalah kelas arthropoda dalam subfilum krustasea atau terkadang dikenal sebagai udang benih. Mereka merupakan krustasea berukuran kecil, biasanya berukuran sekitar 1 mm (0,039 in), tetapi untuk spesies Gigantocypris ukurannya bervariasi mulai 0,2 - 30 mm (0,0079 - 1,1811 in). Ostracoda laut dapat hidup sebagai zooplankton atau yang paling sering hidup sebagai benthos, yang hidup pada atau di dalam lapisan dasar laut. Banyak ostracoda terutama Podocopida juga ditemukan di air tawar dan spesies darat Mesocypris diketahui hidup di hutan yang lembab di Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru.
     7. Malacostraca
   Malacostraca adalah kelas terbesar dari enam kelas krustasea lainnya, yang memiliki sekitar 40.000 spesies hidup, yang dibagi ke dalam 16 ordo. Anggota malacostraca memiliki keragaman bentuk tubuh dan meliputi kepiting, lobster, udang karang (clayfish), udang, krill, kutu kayu (woodlice), scuds (amphipoda), udang belalang (mantis shrimp) dan banyak lainnya. Jumlah mereka berlimpah di lingkungan laut, air tawar dan darat. Mereka hewan tersegmentasi, disatukan oleh rancangan tubuh yang umum terdiri dari 20 segmen tubuh yang dibagi menjadi kepala, dada dan perut.

0 comments:

Post a Comment