Spesies baru katak beracun
ditemukan di hutan Amazon
Photo by Marcus Brent-Smith / Crees Foundation |
Spesies baru katak beracun dengan tubuh berwarna hitam dengan dua garis oranye ini diberi nama Ameerega Shihuemoy.
Status Konservasi
Hampir Terancam (Near Threatened, IUCN 3.1)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superfilum : Tetrapoda
Kelas : Amfibia
Ordo : Anura
Subordo : Neobatrachia
Superfamili : Dendrobatoidea
Famili : Dendrobatidae
Subfamili : Colostethinae
Genus : Ameerega
Spesies : A. Shihuemoy
Nama Binomial
Ameerega Shihuemoy
(Serrano, 2017)
Ahli Herpetologi dari Peru, Shirley Jennifer Serrano Rojas, menemukan spesies baru katak beracun di lereng pegunungan Andes dalam wilayah cagar biosfer ManĂº, di pedalaman hutan Amazon, Tenggara Peru.
Spesies ini umumnya dikenal sebagai Amarakaeri Poison Frog (Katak beracun Amarakaeri). Nama ilmiahnya adalah Ameerega Shihuemoy, dengan nama spesies "Shihuemoy" dari kata Harakmbut asli (penduduk asli dari Amazon Peru) yang berarti "katak beracun".
Katak beracun, merupakan nama umum dari sekelompok katak dalam keluarga Dendrobatidae yang merupakan katak asli Amerika Tengah dan Selatan. Warna cerah yang mencolok pada kelompok katak beracun berfungsi sebagai tanda peringatan bagi predator, bahwa katak ini berbahaya jika dimangsa.
"Katak beracun punya cara unik dalam membesarkan anak anaknya. Tak seperti kebanyakan katak jantan yang meninggalkan betinanya setelah bertelur, katak beracun jantan akan tetap berada di sekitar telur telur dan menjaganya," Ungkap ahli biologi evolusioner, Kyle Summers dari East Carolina University.
Summers melanjutkan, sang calon ayah ini memastikan telur telurnya tetap terhidrasi dan terbenam dalam air. Mereka kemudian akan memindahkan berudu ke kolam kolam air kecil, sementara sang ibu akan meletakan lebih banyak telur untuk dihidangkan sebagai makanan bagi anak anaknya yang tengah bertumbuh.
Photo by Marcus Brent-Smith / Crees Foundation |
"Suatu hari kami menemukan katak jantan yang sedang menjaga 25 telur," kata Serrano. "Katak jantan ini menampilkan perilaku pengasuhan dengan memposisikan dirinya di depan telur untuk melindungi mereka dari pendekatan saya. Itu perilaku menakjubkan yang menunjukan kepada saya bagaimana mengagumkannya katak beracun ini, dalam mempertaruhan hidup mereka untuk melindung anak anak mereka."
Shirley Jennifer Serrano Rojas Photo by Charlie Hamilton James / National Geographic |
Pernyataan tersebut diamini oleh Summers. Ia mengungkapkan bahwa cagar biosfer ManĂº merupakan titik utama bagi beragam katak dan spesies lain. Penemuan ini, kata Summers, "memperjelas betapa sedikit yang kita ketahui tentang wilayah tersebut." Iya meyakini bahwa masih banyak spesies katak beracun yang menunggu untuk ditemukan.
"Masalahnya, mereka menghilang sebelum kita sampai mempelajarinya," Pungkas Summers.
0 comments:
Post a Comment